Di ceritakan oleh Abi Said: bahwasanya Rasulullah SAW.
pada perang Hunain mengutus bala tentara daerah Autos, maka mereka
bertemu dengan musuh, maka terjadilah peperangan, dan mereka menang serta
memperoleh tawanan wanita, dan seakan-akan
para sahabat tersebut berperang
hanya untuk memperoleh tawanan tersebut, maka Allah SWT menurunkan ayat(والمحصنا ت من النساء الاما ملكت ايمانكم)
24.dan
(diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang
kamu miliki
Yakni mereka halal bagi kalian jika masa 'iddah selesai,
Sebagaimana Hadis yang pernah diriwayatkan
oleh Imam Muslim, Nasai, Abu Daud. dan begitu juga
riwayat yang dimiliki oleh Imam Ahmad,. sebagaimana Imam Tudmuzdi meringkasnya dengan redaksi
sebagai berikut
( أصبنا سببا
يوم أوطاس لهن أزواج في قومهن )
"Kami memperoleh tawanan wanita pada perang hunain",
lantas para sahabat mengajukan hal tersebut pada Rasulullah.
Diceritakan oleh Imam Irbad, Ibnu
Sariyah, bahwasanya Rosul saw. itu mengharamkan menyetubuhi tawanan wanita,
sampai berani menanggung apa yang ada dalam perut mereka. hadis ini diceritakan
oleh Imam Ahmad dan Turmuzdi, dan hadis ini umum baik pada tawanan yang
bersuami atau yang tidak bersuami.
sanad dari hadis ini adalah terpercaya. Imam Turmuzdi telah
mengeluarkan hadis yang serupa dari hadisnya Ruwaifa’ bin Sabid, bahwasanya Rasul
bersabda.
( من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فلا يسقي ماءه ولد غيره )
"barang
siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir maka janganlah memberi minum
pada anak orang lain". hadis ini hasan menurut Imam Turmuzdi.
Abu Daud juga
mengeluarkan hadis yang serupa dalam bab pembebasan budak.
( لا يحل لامريء يؤمن با لله ىاليوم الاخر
أن يقع على امرأة من السبي حتى يستبر ئها )
"Tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, bersetubuh dengan seorang tahanan perempuan (budak) sampai dia
membebaskannya". Juga akan di jelaskan dalam bab tersebut dari hadisnya Abi Said
dalam bab tahanan daerah Autos dengan lafad hadis :
( لا توطأ حامل حتى تضع, ولا غير حامل حتى تحيض حيضة )
"Tidak boleh di setubui
tawanan yang hamil sampai melahirkan, dan tidak boleh disetubui juga seorang
tahanan yang belum hamil sampai haid".
Musonnip menyinggung hal tersebut itu sebagi petunjuk
bahwasanya tawanan perang itu halal tanpa terkecuali baik yang mempunyai suami
atau tidak. dan hal tersebut itu tidak ada perbedaan dalam ulama, akan tetapi
setelah selesainya masa iddah menurut Syari’at.
Imam az-Zamahsyari dalam menafsiri ayat
(والمحصنا ت من النساء الاما ملكت ايمانكم)
Yang dimaksud dengan lafad Ma
Malakat Aima Nukum, adalah tawanan kafir perempuan yang mempunyai suami
kafir maka mereka halal bagi tentara muslim meskipun mereka adalah
perempuan-perempuan yang terpelihara, dan hal tersebut selaras dengan sya’ir
yang dikumandangkan oleh Farozdak.
وذات حليل أنكحتها رماحنا # حلال لمن يبني بها لم تطلق
yang Artinya: tawanan perempuan kafir yang kau kawinkan dengan
senjata kami itu halal hukumnya walaupun tidak diceraikan oleh suaminya.
RUJUKAN KETERANGAN
- Kutubus Sittah
- Al-Qur'an Al-Karim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar